Rabu, 12 September 2012



RARAKU

Pokoknya mama tidak setuju kamu masuk Bahasa Indonesia, kamu harus masuk jurusan IPA. Marah mama kepada Dani.
“Tapi ma, Dani tidak suka masuk jurusan IPA ” sergah Dani
“waktu kelas x, nilaimu jg tidak terlalu jelek bahkan masuk ranking 5 besar, mama tahu apa yang terbaik untuk kamu”! kata mama mengakhiri perdebatan.
Akhirnya Dani mengalah, dan menuruti nasehat mamanya. Meski dalam hati dia tetap tidak puas dengan keputusan tersebut. Terbukti Dani sering bolos sekolah. Itulah wujud pemberontakan yang dapat dia lakukan.
###

 2 tahun pun berlalu, dan sudah berkali-kali orang tua Dani dipanggil ke sekolah, dengan berbagai kasus, mulai dari datang terlambat, bolos, tidak mengumpulkan tugas, dan segudang kenakalan lainnya. Hal itu membuat mamanya bersedih. Terkejut dengan perubahan sikap Dani, dari yang dulunya penurut dan riang, sekarang menjadi nakal dan pendiam.
“Pa, mama pusing dengan keadaan Dani?” curhat mama
“Sudahlah, Dani itu sudah dewasa, dia tentunya punya alas an dengan sikapnya itu!” jawab
“Tapi pa, ini sudah keterlaluan, berapa kali mama dipanggil menghadap kepala sekolah” jawab mama sambil menangis.
“Sudahlah ma, nanti biar papa bicara sama Dani” bujuk papa.
###
Hari itu, seperti biasannya, dani datang terlambat. Dan hukuman keliling lapangan sedah menanti Dani dari pak Ilham Guru BP. Namun di lapangan, terlihat, Rara teman sekelasnya  dari smp sedang terengah-engah, di tengah lapangan.
“Kamu terlambat juga ya?” Sapa dani
“Iya dan, td malem keasyikan baca buku!” jawab rara sambil tersenyum
“jarang-jarang ada cewek pinter dihukum” ejek dani
“kalau liat kamu dihukum, udah sering dan” balas rara
“ahh, senangnya, ternyata ada yang perhatian nih hehe” jawab Dani
“daniiiii, kamu tu, “ balas rara bersiap mencubit
*Tapi Dani keburu kabur, melanjutkan hukumannya. Sambil dihukum mereka berdua terus ngobrol, maklum saja 100 putaran lapangan basket harus mereka jalani hari itu.
*teng-teng-teng, bel istirahat berbunyi,
“ buku kahlil Gibran, km mw jadi sastrawan ya dan?” kata Rara, sambil duduk di samping dani.
“ eh, km, nggak, lagi cari inspirasi buat ngerjain tugasnya Bu Rina” jawab dani.
“oh iya tugas bikin puisi itu ya, aku lupa blm ngerjain, aduh aku ndag bisa bikin puisi” kata rara sambil garuk-garuk kepala.
“ gini aja, aku ada penawaran, tugas bikin puisi anggap aja beres, tp waktu ulangan matematika, aku dikasih contekan, jarang masuk jadi gk tau materinya apa. Gimana, hehehe??” jawab dani
“kamu ini diem-diem licik ya, oke aku terima, tp puisinya besok harus jadi. Jawab rara sambil tertawa.
###

*Pagi jam 6, dani sudah bersiap hendak pergi ke sekolah. Tentu saja ke2 orang tuannya terkejut.
“Tumben bangun pagi” sapa sang mama.
“ada pesanan dari teman, berangkat dulu ya” jawab dani sambil mencium tangan papa dan mamanya.
“ndag biasanya dia bangun pagi, apalagi cium tangan seperti itu” kata mama
“anaknya sudah berubah malah bingung, disupport dong?” goda papa
“ya iya, mama kaget saja, akhir-akhir ini dia jadi rajin dan ceria !” sergah mama.

###
Pagi itu di depan kelas, rara terlihat bingung, dengan kertas yang ada di tangannya. Sejenak tampak ragu-ragu, namun lamunanya segera dikejutkan oleh suara bu Rina, “ayo, ra, segera baca puisimu?” perintah Bu Rina”.
“sejak raja titisan dewa
Diganti anak haram yang lahir dari dubur manusia
Kita telah kenyang makan bualan orang-orang senayan
Setia mengingkari apa yang telah mereka janjikan
Namun terus, Memperkaya diri sebagai Tuhan
Apakah ini yang disebut keadilan
Yaa, keadilan buat orang kuat,
Yang tak kan datang, menghampiri para jelata seperti kita
Apakah ini yang disebut demokrasi, dengan ketidakadilan merajai
Apakah harus ku tembak kepalamu, wahai penguasa
Biar kau dengar dari neraka, semua jerit penderitaan kami.
Plok….plok….plok….plok iringan tepuk tangan ramai terdengar, ketika Rara selesai membacakan puisi.

*teng-teng-teng, bel itirahat berbunyi. Dengan segera rara menghampiri meja dani
”Dani, dasar kamu ini aku malu tw” kata Rara sambil cemberut.
“Tapi km hebat, bacanya berapi-api’’ jawab dani sambil menahan tawa.
“ Aku kan ketua osis dan, jadi masalah bicara di depan umum, udah bisa menyesuaikan. Tp puisinya terlalu vulgar. Keterlaluan km ini’’ sergah rara
“ya maaf, aku bisanya cmn buat puisi seperti itu, tapi km tunggu di sini, aku punya sesuatu istimewa buat kamu, tunggu sebentar” jawab dani sambil berlari ke ruang kesenian.
Tak berapa lama kemudian, dani kembali sambil menenteng gitar, aku punya lagu dengerin baik-baik ya?”
*‘’Kuimpikan, seorang gadis yang berhati mulia
Kuharapkan, mampu membawaku dalam kedamaian
Kurasakan, hanya engkau saja yang terus bertahta
Dalam diriku dalam jiwaku kau meraja

*Hanya kau saja….kau saja
Mengenal aku seperti apa adanya
Kuberikan, cinta kasih untukmu selamannya
Dan percayalah yang kukatakan kejujuran

*Datang padaku dan percayalah Segalanya untuk dirimu
Dekap tubuhku, dan percayalah betapa ku mendambakanmu
Selamannya…….selamannya”
“ hihi, hebat lagunnya, tumben kamu romantis?” puji rara setelah dani selesai bernyanyi.
“mmmm… ra, lagu itu buat kamu, karena aku sayang kamu….. dari kita smp’’ jawab dani terbata-bata.
“makasih ra, aku pulang dulu” lanjut dani tergesa-gesa berlari pulang sambil membawa tasnya. Ditinggal begitu saja rara hanya bisa bingung, dan sepanjang jam pelajaran dia tidak bisa berkonsentrasi.
###
*3 hari sudah dani tidak masuk sekolah, antara malu, bingung, takut, campur aduk. Dan selama itu rara menanti kedatangannya. Setelah menyanyikan lagu itu, bercampur aduklah hati dani. Ketika sedang asyik merenung, tiba-tiba kakanya mengagetkannya “jangan melamun, kesambet ntar. Eh kayaknya ada yang lagi kena masalah nih’’? kata mas rizal. “bikin kaget aja, sana menjauh dariku’’ balas Dani. “tadi mama bilang, waktu kita futsal ada cewek cakep, rambut poni sebahu,  kesini nanyain kamu. Oh ya, ada pepatah ‘’selesaikanlah Sesuatu yang sudah kita mulai “ balas mas rizal sambil tersenyum.
*begitu mas  rizal pergi, dani langsung pinjam vespa papanya, berangkat ke rumah wanita idaman hatinya. Mendengar berisik suara vespa di depan rumahnya, rara yang sedang merenung di teras depan, segera beranjak membukakan pagar.
“dani kamu……..! kejut rara
Dengan malu-malu dani ber kata “laguku diterima ndak”??
“Diterima dengan sepenuh hati, lagunya cakep kyk yg buat” jawab rara sambil tertunduk malu.
“makasih ya, senyum ra, biar tambah cakep??” goda dani
“Daniiiiiiii, gombal ahhh!!!